tugas
Kamis, 04 Desember 2014
Senin, 01 Desember 2014
MEKANIKA FLUIDA
A1.
MEKANIKA FLUIDA
Dari buku: FISIKA UNTUK SMA
Oleh : -AHMAD ZEALANI
-CUCUN CUNAYAH
-ETSA INDRA IRAWAN
Zat dibedakan dalam 3
keadaan dasar(fase), yaitu:
1.
Fase padat, zat mempertahankan
suatu bentuk dan ukuran yang tetap, sekalipun suatu gaya yang besar dikerjakan
pada benda padat.
2.
Fase cair, zat tidak mempertahankan
bentuk yang tetap melainkan mengikuti bentuk wadahnya. Tetapi seperti halnya
fase padat, pada fase ini zat tidak dengan mudah dapat dimampatkan, dan volumenya dapat diubah hanya
jika dikerjakan gaya yang sangat besar pada zat cair.
3.
Fasegas, zat tidak tidak
mempunyai bentuk maupun volume yang tetap, tetapi akan berkembang mengisi
seluruh wadah.
Karena fase cair dangastidak
mempertahankan suatu bentuk yang tetap,keduanya
mempunyai kemampuan untuk mengalir;dengan demikian disebut fluida.
Dalam mekanika fluida akan dibahas sifat-sifat fluida yang berhubungan dengan kemampuannya untuk
mengalir,meliputi statika fluida untuk
zat alir yang diam dan dinamika fluida untuk zat alir yang bergerak.
A.
STATIKA FLUIDA
1.
Kerapatan dan Berat
Jenis
Kerapatansuatu benda,
r,didefinisikan
sebagai massapersatuanvolume:
r
Dengan:
M adalah massa benda
dan
V adalah volumenya. Satuan kerapatan adalahkg/m3 .
Berat jenis suatu benda didefinisikan sebagai perbandingan kerapatan benda tersebut terhadap
kerapatan air pada suhu4°C. Berat jenis
adalah besaran murni tanpa dimensi maupun satuan.
2. Tekanan dalam Fluida
Tekanan, P,didefinisikan sebagai
gayapersatuan luas,dengan gayaFdianggap bekerja secara tegak lurus terhadap
luas permukaan A:
Satuan tekanan
adalahN/m2 atau pascal(Pa).
Fluida menggunakan
tekanan ke semua arah. Pada titik tertentu
dalam fluida diam,tekanan sama untuk semua arah.Tekanan pada salah satu
sisi harus sama dengan tekanan pada sisi
yang berlawanan.Jika tidak sama, jumlah gaya yang bekerja tidak akan sama dengan nol,dan benda
akan bergerak sampai tekanan yang bekerja menjadi sama.
Sifat penting lain pada fluida diamadalah gaya yangdisebabkan oleh tekanan fluidaselalu bekerja
secara tegak lurusterhadap setiap permukaan
yang bersentuhan. Jika ada komponen gaya yang sejajar dengan permukaan
benda padat,permukaan tersebut akan menggunakan gaya balik terhadap fluida yangjuga mempunyai komponen sejajar dengan
permukaan tersebut. Komponen ini akan menyebabkan fluida
tersebut mengalir, ini bertentan agan
dengan asumsi bahwa fluida tersebut dalam keadaan diam.
Tekanan dalam fluidayangmempunyai kerapatan seragam akan
bervariasi terhadap kedalaman.Tekananyangdisebabkan oleh cairan pada Kedalaman h,disebabkan
oleh berat cairan di atasnya.Sehingga
gayayangbekerja pada luasan bawah adalah
F = m.g = r.A.h.g.
3. HUKUM PASCAL
Tekanan p di suatu titik di kedalaman h adalah
p
= po + r g h
Bila
tekanan di permukaan diubah sebesar D
po dengan cara memberikan gaya F, maka tekanan di titik A berubah sebesar Dp, apabila massa jenis fluida kostan.
Dp
= Dpo
dari sini tampak
bahwa perubahan tekanan pada permukaan akan diteruskan ke setiap titik pada
fluida. Hal ini dinyatakan oleh Blaise Pascal (1623 - 1662) dan disebut hukum
Pascal :
Perubahan tekanan yang diberikan pada
fluida akan diteruskan ke setiap titik pada fluida dan dinding tempat fluida
berada.
4.
PRINSIP
ARCHIMEDES
Bila
sebuah benda dicelupkan di dalam fluida, seluruhnya atau sebagian, maka fluida
tersebut akan mengerahkan tekanan kepada permukaan benda yang bersentuhan
dengan air.
Gaya yang dilakukan
oleh fluida ke-pada benda tersebut, disebut gaya apung. Misalkan sebuah
silinder dengan luas penampang A dan panjang h.
Gaya
oleh fluida pada penampang atas,
F1
= p1 A = r g h1 A
Gaya
oleh fluida pada penampang bawah,
F2 = p2 A = r
g h2 A
Gaya
resultan oleh fluida pada benda tersebut :
F
= F2 – F1
F
= r g h2 A - r g h1 A
F
= r g A (h2 - h1)
F
= r g A h
F
= r g V
Gaya
tersebut sebesar berat zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut.
5.
PERSAMAAN
BERNOULLI
Persamaan
Bernoulli pada dasarnya merupakan pernyataan teorema usaha-tenaga pada mekanika
fluida. Perhatikan aliran fluida (tunak, tak termampatkan, tak kental) yang
mengalir pada suatu pipa.
Usaha
yang dilakukan pada sistem adalah :
W = p1 A1 Dl1
– p2 A2 Dl2
– mg (y2 – y1)
= (p1 – p2 ) m/r - mg (y2 – y1)
Perubahan tenaga kinetiknya :
D K = ½ mv22 –
½ mv12
Dari teorema usaha – tenaga :
(p1 – p2 ) m/r - mg (y2 – y1)
= ½ mv22 – ½ mv12
p1 + ½ r
v12 + r
g y1 = p2 + ½ r
v22 + r gy2
atau
p
+ ½ r
v2 + r
g y = konstan
Persamaan
ini dikenal sebagai persamaan Bernoulli
A2. MEKANIKA FLUIDA
Dari buku: FISIKA( bimbingan pemantapan)
Oleh
: KETUT LASMI
1. STATIKA FLUIDA
Fluida
adalah zat yang dapat mengalir. Jadi istilah fluida berlaku untuk zat cair
maupun gas.
1.1.
TEKANAN
Untuk
suatu fluida diam gaya yang bekerja padanya harus selalu tegak lurus dengan
permukaan fluida. Fluida diam tidak mampu menahan gaya tangensial yang
menyebabkan fluida tersebut. mengalir. Jadi gaya yeng bekerja pada fluida diam
adalah gaya normal. Gaya yang bekerja per satuan luas permukaan fluida disebut tekanan (p).
p = F/A
satuan dari
tekanan adalah Pascal (N/m2), satuan lain :
1 bar = 105
Pa
1 atm = 101.325 Pa
= 14,7 lb/in2 = 760 mm Hg
1.2.
VARIASI
TEKANAN PADA FLUIDA YANG DIAM
Perhatikan
suatu fluida yang diam, dalam keadaan keseimbang- an.
(p+dp).A
dy
dw
y p.dA
Elemen fluida
setebal dy dengan bentuk cakram mempunyai luas A. Berat elemen tersebut :
dW = r g A dy
Gaya gaya yang
dikerahkan pada elemen tersebut selalu tegak lurus permukaan elemen fluida
tersebut.
·
gaya horizontal resultannya adalah nol.
Fluida tidak mempunyai percepatan dalam arah horizontal.
·
gaya vertikal resultannya juga nol,
elemen fluida tersebut tidak mempunyai percepatan dalam arah vertikal.
pA
= (p + dp).A + dW
pA
= pA + A dp + r g A dy
dp
= - r g dy
dp/dy
= - r g
Tanda negatip
menyatakan kalau elevasi bertambah maka tekanannya akan turun. Kuantitas r g disebut berat jenis fluida tsb.
Jika p1
adalah tekanan di y1 dan p2 adalah tekanan di y2 , maka
p2 y2
ò dp = - ò r
g dy
p1 y1
p2 - p1
= - r g (y2 -
y1 )
Bila fluida
mempunyai permukaan bebas, dari permukaan bebas inilah nanti jarak akan diukur.
Maka y2 dipilih untuk elevasi di permukaan. Tekanan di permukaan
merupakan tekanan yang diberikan oleh atmosfir bumi po.
po - p = - r g (y2 - y1 )
karena y2 -
y1 = h, yaitu kedalam fluida dari permukaan bebas.
po - p = - r g h
p = po + r
g h
1.3.
PRINSIP
PASCAL
Tekanan p di suatu titik di
kedalaman h adalah
F p
= po + r
g h
Bila
tekana di permukaan diubah sebesar D
po
dengan
cara memberikan gaya F, maka tekanan di
titik A berubah sebesar Dp,
apabila massa
jenis
fluida kostan.
Dp = Dpo
dari sini tampak
bahwa perubahan tekanan pada permukaan akan diteruskan ke setiap titik pada
fluida. Hal ini dinyatakan oleh Blaise Pascal (1623 - 1662) dan disebut hukum
Pascal :
Perubahan tekanan yang diberikan pada
fluida akan diteruskan ke setiap titik pada fluida dan dinding tempat fluida
berada.
1.4.
PRINSIP
ARCHIMEDES
Bila
sebuah benda dicelupkan di dalam fluida, seluruhnya atau sebagian, maka fluida
tersebut akan mengerahkan tekanan kepada permukaan benda yang bersentuhan
dengan air.
Gaya
yang dilakukan oleh fluida ke-pada benda tersebut, disebut gaya apung. Misalkan
sebuah silinder dengan luas penampang A dan panjang h.
Gaya oleh fluida pada penampang atas,
F1
= p1 A = r g h1 A
Gaya
oleh fluida pada penampang bawah,
F2 = p2
A = r g h2
A
Gaya
resultan oleh fluida pada benda tersebut :
F = F2
– F1
F = r g h2 A - r g h1 A
F = r g A (h2 - h1)
F = r g A h
F = r
g V
Gaya
tersebut sebesar berat zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut.
2.
DINAMIKA
FLUIDA
2.1.
ALIRAN
FLUIDA
Aliran
fluida mempunyai beberapa karakteristik, diantaranya :
a.
Aliran fluida dapat merupakan aliran
yang tunak (stedy) atau tak tunak. Aliran tunak bila kecepatan fluida v di
setiap titik yang diberikan adalah konstan terhadap waktu (bukan fungsi waktu,
t)
b.
Aliran fluida dapat merupakan aliran
berolak (rotasional) atau tak berolak. Aliran tak berolak bila setiap elemen
fluida tidak mempunyai kecepatan sudut netto terhadap titik tersebut.
c.
Aliran fluida dapat termampatkan
(compressible) atau tak termampatkan.
d.
Aliran fluida dapat merupakan aliran
yang kental (viscus) atau tak kental.
Pembahasan
pada bagian berukutnya akan dibatasi untuk aliran fluida yang tunak, tak
berolak, tak termampatkan dan tak kental.
2.2.
PERSAMAAN
KONTINUITAS
Setiap
partikel pada fluida mempunyai gerak yang dapat digambarkan dengan garis arus
(streamline).
Kecepatan
fluida di suatu titik searah dengan garis singgung di titik tersebut.
Aliran
fluida dapat digambarkan dengan menggunakan garis-garis arus tersebut.
A1
A2
Pada penampang A1,
fluida mempunyai kecepatan v1. Dalam selang waktu Dt elemen massa Dm1 yang melewati penampang
adalah :
Dm1 = r1 A1 v1
Dt
Bila
fluks massa adalah Dm/Dt, maka fluks di titik P adalah :
Fluks di P = r1
A1 v1
Dengan
cara yang sama maka fluks massa di titik Q
Fluks di Q = r2
A2 v2
Apabila
di dalam tabung dimana fluida mengalir tidak ada sumber dan tidak ada
kebocoran, maka massa yang menyeberangi tabung per satuan waktu haruslah sama
Fluks di P =
fluks di Q
r1
A1 v1 = r2
A2 v2
atau r A v = konstan
Hasil ini merupakan kekekalan massa dalam
dinamika fluida.
Jika
fluida tersebut tak termampatkan maka r1
= r2. Sehingga
persamaan di atas menjadi
A
v = konstan = fluks volume
2.3.
PERSAMAAN
BERNOULLI
Persamaan
Bernoulli pada dasarnya merupakan pernyataan teorema usaha-tenaga pada mekanika
fluida. Perhatikan aliran fluida (tunak, tak termampatkan, tak kental) yang
mengalir pada suatu pipa.
Usaha
yang dilakukan pada sistem adalah :
W
= p1 A1 Dl1
– p2 A2 Dl2
– mg (y2 – y1)
= (p1 – p2 ) m/r - mg (y2 – y1)
Perubahan tenaga kinetiknya :
D K = ½ mv22 – ½ mv12
Dari teorema usaha – tenaga :
(p1 – p2 ) m/r - mg (y2 – y1) =
½ mv22 – ½ mv12
p1 + ½ r
v12 + r
g y1 = p2 + ½ r
v22 + r gy2
atau
p + ½ r
v2 + r
g y = konstan
Persamaan ini dikenal sebagai
persamaan Bernoulli.
3.
PENGUKURAN
TEKANAN
Kebanyakan
pengukuran menggunakan tekanan atmosfir sebagai tekanan referensi. Perbedaan
tekanan sesungguhnya dengan tekanan atmosfir
dinamakan tekanan gauge (gauge
pressure). Tekanan sesungguhnya disebut tekanan
absolut. Tekanan atmosfir di suatu titik adalah berat udara per satuan luas
yang membentang dari titk tersebut sampai ke puncak atmosfir bumi. 1 atm =
1,013 x 105 N/m2
3.1.
BAROMETER
AIR RAKSA (TORRICELLI)
Berupa tabung gelas
yang telah diisi air raksa dan dibalikkan di dalam wadah yang berisi air raksa.
Lihat gambar.
Tekanan
dalam tabung p = r
g y2
Tekanan
pada level yang sama di luar tabung p = po + r
g y1,
Karena
keduanya mempunyai tekanan absolut yang sama, maka :
r g y2 = po + r g y1
po = r g (y2 - y1)
po = r g h
B1. TERMODINAMIKA I
Dari buku: FISIKA UNTUK SMA
Oleh :
-AHMAD ZEALANI
-CUCUN CUNAYAH
-ETSA INDRA IRAWAN
Dalam termodinamika dikenal dua
istilah yang saling berkaitan, yaitu system dan lingkungan. Sistem merukan
sejumlah gas dalam benda bervolum tertentu, sedangkan lingkungan merupakan
benda-benda diluar system.
Termodinamika (bahasa Yunani: thermos
= 'panas' and dynamic = 'perubahan') adalah fisika energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan proses.
Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika statistik di mana banyak hubungan termodinamika berasal.
Hukum termodinamika 1 menyatakan
bahwa sejumlah (Q) yang diterima dan usaha(W) yang dilakukan oleh suatu gas
dapat dugunakan untuk menambah energy dalam (ᴧU)
Q-W=ᴧU atau
Q= ᴧU
+ W
|
Dengan :
Q= kalor yang diterima / dilepas oleh system(J)
W= usaha yang dilakukaun system (J)
ᴧU= Perubahan energy dalam (J)
catatan: Q positif, system menerima kalor
Q negative, system melepas kalor
W positif, system melakukan usaha
W negative, system menerima usaha
ᴧU positif, terjadi penanmbahan
energy dalam system
ᴧU
negative, terjadi penurunan energy dalam sestem
penerapan hukum
termodinamika 1
1.
Proses
isotermis
ᴧT= 0 ᴧU=0
Q=W
|
2.
Proses
isokhorik
ᴧv=0 w=0
Q=ᴧU
|
3. Proses isobaric
ᴧQ=0 W=p ᴧV
Q=ᴧU+W
|
4.
Proses adiabatic
ᴧQ=0 ᴧU=-W
=
|
Kapasitas kalor gas
Kapasitas
kalor adalah jumlah kalor yang dibutuhkan Q untuk menaikkan suhu gas.
|
Dengan: Q= jumlah kalor yang
diterima(J)
ᴧT=
perubahan suhu gas(K)
C=
kapasitas kalor gas(J/K)
Kapasitas kalor gas ada dua macam, yaitu:
a.
Kapasitas
kalor pada volum tetap ()
|
b.
kapasitas
kalor pada tekanan tetap(
n R
Dari kedua persamaan diatas, diperoleh hubungan dengan yaitu:
|
B2.
TERMODINAMIKA 1
Dari buku: FISIKA( bimbingan pemantapan)
Oleh :
KETUT LASMI
Hukum I
Termodinamika
Jika
kalor diberikan kepada sistem, volume dan suhu sistem akan bertambah (sistem
akan terlihat mengembang dan bertambah panas). Sebaliknya, jika kalor diambil
dari sistem, volume dan suhu sistem akan berkurang (sistem tampak mengerut dan
terasa lebih dingin). Prinsip ini merupakan hukum alam yang penting dan salah
satu bentuk dari hukum kekekalan energi.
Sistem
yang mengalami perubahan volume akan melakukan usaha dan sistem yang mengalami
perubahan suhu akan mengalami perubahan energi dalam. Jadi, kalor yang
diberikan kepada sistem akan menyebabkan sistem melakukan usaha dan mengalami
perubahan energi dalam. Prinsip ini dikenal sebagai hukum kekekalan energi
dalam termodinamika atau disebut hukum I termodinamika. Secara matematis, hukum
I termodinamika dituliskan sebagai
Q
= W + ∆U
|
Dimana Q
adalah kalor, W adalah usaha, dan ∆U adalah perubahan energi
dalam. Secara sederhana, hukum I termodinamika dapat dinyatakan sebagai
berikut.
Jika
suatu benda (misalnya krupuk) dipanaskan (atau digoreng) yang berarti diberi
kalor Q, benda (krupuk) akan mengembang atau bertambah volumenya yang berarti
melakukan usaha W dan benda (krupuk) akan bertambah panas (coba aja dipegang,
pasti panas deh!)
yang berarti mengalami perubahan energi dalam ∆U.
1.Proses
Isotermik
Suatu
sistem dapat mengalami proses termodinamika dimana terjadi perubahan-perubahan
di dalam sistem tersebut. Jika proses yang terjadi berlangsung dalam suhu
konstan, proses ini dinamakan proses isotermik. Karena berlangsung dalam suhu
konstan, tidak terjadi perubahan energi dalam (∆U = 0) dan berdasarkan
hukum I termodinamika kalor yang diberikan sama dengan usaha yang dilakukan system
(Q
= W)
|
Proses
isotermik dapat digambarkan dalam grafik p – V di bawah ini.
Usaha yang dilakukan sistem dan kalor dapat dinyatakan sebagai .Dimana V2
dan V1 adalah volume akhir dan awal gas.
2.Proses
Isokhorik
Jika gas
melakukan proses termodinamika dalam volume yang konstan, gas dikatakan
melakukan proses isokhorik. Karena gas berada dalam volume konstan (∆V = 0),
gas tidak melakukan usaha (W = 0) dan kalor yang diberikan sama dengan
perubahan energi dalamnya. Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas
pada volume konstan QV.
QV = ∆U
|
3. Proses
Isobarik
Jika gas
melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan tetap konstan, gas
dikatakan melakukan proses isobarik. Karena gas berada dalam tekanan konstan,
gas melakukan usaha (W = p∆V). Kalor di sini dapat
dinyatakan sebagai kalor gas pada tekanan konstan Qp.
Berdasarkan hukum I termodinamika, pada proses isobarik berlaku
Sebelumnya
telah dituliskan bahwa perubahan energi dalam sama dengan kalor yang diserap
gas pada volume konstan
QV =∆U
|
Dari
sini usaha gas dapat dinyatakan sebagai
W = Qp − QV
|
Jadi,
usaha yang dilakukan oleh gas (W) dapat dinyatakan sebagai selisih
energi (kalor) yang diserap gas pada tekanan konstan (Qp)
dengan energi (kalor) yang diserap gas pada volume konstan (QV).
4.Proses
Adiabatik
Dalam
proses adiabatik tidak ada kalor yang masuk (diserap) ataupun keluar
(dilepaskan) oleh sistem (Q = 0). Dengan demikian, usaha yang dilakukan
gas sama dengan perubahan energi dalamnya . (W = ∆U)
Jika
suatu sistem berisi gas yang mula-mula mempunyai tekanan dan volume
masing-masing p1 dan V1 mengalami proses
adiabatik sehingga tekanan dan volume gas berubah menjadi p2
dan V2, usaha yang dilakukan gas dapat dinyatakan sebagai
Dimana γ
adalah konstanta yang diperoleh perbandingan kapasitas kalor molar gas pada
tekanan dan volume konstan dan mempunyai nilai yang lebih besar dari 1 (γ >
1).
Proses
adiabatik dapat digambarkan dalam grafik p – V dengan bentuk
kurva yang mirip dengan grafik p – V pada proses isotermik namun
dengan kelengkungan yang lebih curam.
Hukum Pertama Termodinamika
Proses-proses termodinamika gas
ü Proses isobarik
Diagram
proses isobarik. Daerah berwarna kuning sama dengan usaha yang dilakukan.
Proses
isobarik adalah perubahan keadaan gas pada tekanan tetap.
ü Proses isokhorik
Digram
proses isokhorik. Grafiknya berupa garis lurus vertikal karena volumenya tidak
berubah. Tidak ada usaha yang dilakukan pada proses isokhorik.
ü
Proses
isokhorik adalah perubahan keadaan gas pada volume tetap.
Persamaan keadaan isokhorik:
Persamaan keadaan isokhorik:
Proses isotermis/isotermik
ü
Proses
isotermik. Daerah berwarna biru menunjukkan besarnya usaha yang dilakukan gas.
Proses
isotermik adalah perubahan keadaan gas pada suhu tetap.
ü
Proses adiabatik
Proses
adiabatik.Warna biru muda menunjukkan besarnya usaha yang dilakukan.Proses
adiabatik adalah perubahan keadaan gas dimana tidak ada kalor yang masuk maupun
yang keluar dari system.
C
1. TERMODINAMIKA II
Dari
buku: FISIKA UNTUK SMA
Oleh :
-AHMAD ZEALANI
-CUCUN CUNAYAH
-ETSA INDRA IRAWAN
Dalam
termodinamika 2 terdapat dua perumusan yaitu:
a.
Rumus
Kelvin planck
Kelvin- planck merumuskan:” tidak mungkin membuat mesin yang kerjanya
menugubha kalor sepenuh nya jadi usaha.” Dengan kata lain, efisiensi suatau
mesin tdak mungkain 100%’
Proses yang mungkin
dilakukan oleh mesin adalah mengubah sebagian kalor (Q1) menjadi usaha (W) dan
kalor sisa nya sebagai kalor yang terbuang (Q2).
)×100%
W
|
b.
Perumusan
clausius
Clausius
merumuskan :” tidak mungkin membuat mesin
yang bekerja dalam suatu siklus dengan mengambil kalor dari reservoir bersuhu
rendah dan memberikan pada reservoir bersushu tinggi tanap memerlukan usaha
dari luar.”
T1
Q1
W
T2 Q2
Mesin
pendingin (refrigenerator)
Kerja
dan efisiensi mesin pendingin dirumuskan sebagai berikut:
×100%
|
Q1=
kalor yang diberikan pada gas oleh reservoir suhu tinggi
Q2=
kalor yang diberikan pada gas oleh reservoir suhu rendah
W=
kerja yang dilakukan mesin pendingin
C2.TERMODINAMIKA
II
Dari buku: FISIKA( bimbingan pemantapan)
Oleh :
KETUT LASMI
Ada dua perumusan untuk hokum II termodinamika yaitu:
a.
Rumus
Kelvin- planck
Kalor tidak mungkin dapat
diubah seluruh nya menjadi usaha.
)×100%
|
b. Rumus clausius
Tidak
mungkin membuat mesin yang bekerja dalam suatu siklus dengan mengambil kalor
dari reservoir bersuhu rendah dan memberikan pada reservoir bersushu tinggi
tanap memerlukan usaha dari luar.
Mesin
pendingin (refrigerator)
|
Q1 W
T2 Q2
Efisiensi
mesin pendingin
×100%
|
Dengan:
Q1=
kalor yang diberikan pada gas oleh reservoir suhu tinggi
Q2=
kalor yang diberikan pada gas oleh reservoir suhu rendah
W=
kerja yang dilakukan mesin pendingin
BAB II
PERBANDINGAN
1.
KELEBIHAN
BUKU 1
Ada
pun lelebihan buku yang pertama adalah:
ü
Penjelasan
tentang sub bagian dari bahan, dibahas dengan lebih dalam.
ü
Penurunan
rumusnya lebih terperinci.
ü
Adanya
gambar-gambar yang melengkapi setiap bagian pembahasan.
ü
Bahasan
setiap bagian lebih terperinci
2.
KELEBIHAN
BUKU 2
Ada
pun kelebihan dari buku yang kedua adalah:
ü
Pembahasan
nya lebih simple.
ü
Tidak
membigungkan.
ü
Mudah
dimengerti.
3.
KEKURANGAN
BUKU 1
Adapun
kekurangan buku yang pertama adalah:
ü
Pokok
bahasan yang disajikan terlalu panjang
ü
Tidak
dilengkapi dengan contoh soal.
4.
KEKURANGAN
BUKU 2
Adapun
kekurangan buku yang kedua adalah:
ü
Tidak
ada contoh soal.
ü
Adanya
pokok pembahasan yang tidak dijelaskan lebih lanjut
BAB
III
KESIMPULAN
1. MEKANIKA
FLUIDA
Zat
dibedakan atas 3 macam yaitu:
Zat dibedakan dalam 3
keadaan dasar(fase), yaitu:
Ø Fase padat, zat
mempertahankan suatu bentuk dan ukuran yang tetap, sekalipun suatu gaya yang
besar dikerjakan pada benda padat.
Ø Fase cair, zat tidak mempertahankan bentuk
yang tetap melainkan mengikuti bentuk wadahnya. Tetapi seperti halnya fase padat,
pada fase ini zat tidak dengan mudah dapat
dimampatkan, dan volumenya dapat diubah hanya jika dikerjakan gaya yang
sangat besar pada zat cair.
Ø Fase gas, zat tidak
tidak mempunyai bentuk maupun volume yang tetap, tetapi akan berkembang mengisi
seluruh wadah.
Karena fase cair
dangastidak mempertahankan suatu bentuk yang
tetap,keduanya mempunyai kemampuan untuk mengalir;dengan demikian disebut
fluida.Dalam mekanika fluida akan dibahas sifat-sifat fluida yang berhubungan dengan kemampuannya untuk
mengalir,meliputi statika fluida untuk
zat alir yang diam dan dinamika fluida untuk zat alir yang bergerak.
A.
STATIKA FLUIDA
1.
Kerapatan dan Berat
Jenis
Kerapatansuatu benda,
r,didefinisikan
sebagai massapersatuanvolume:
r
Dengan:
M adalah massa benda
dan
V adalah volumenya. Satuan kerapatan adalahkg/m3 .
Berat jenis suatu benda didefinisikan sebagai perbandingan kerapatan benda tersebut terhadap
kerapatan air pada suhu4°C. Berat jenis
adalah besaran murni tanpa dimensi maupun satuan.
1. Tekanan
dalam Fluida
Tekanan, P,didefinisikan sebagai
gayapersatuan luas,dengan gayaFdianggap bekerja secara tegak lurus terhadap
luas permukaan A:
Satuan tekanan
adalahN/m2 atau pascal(Pa).
Fluida menggunakan
tekanan ke semua arah. Pada titik tertentu
dalam fluida diam,tekanan sama untuk semua arah.Tekanan pada salah satu
sisi harus sama dengan tekanan pada sisi
yang berlawanan.Jika tidak sama, jumlah gaya yang bekerja tidak akan sama dengan nol,dan benda
akan bergerak sampai tekanan yang bekerja menjadi sama.
2.
HUKUM PASCAL
Tekanan
p di suatu titik di kedalaman h adalah
p
= po + r g h
Bila
tekanan di permukaan diubah sebesar D
po dengan cara memberikan gaya F, maka tekanan di titik A berubah sebesar Dp, apabila massa jenis fluida kostan.
Dp
= Dpo
dari
sini tampak bahwa perubahan tekanan pada permukaan akan diteruskan ke setiap
titik pada fluida. Hal ini dinyatakan oleh Blaise Pascal (1623 - 1662) dan
disebut hukum Pascal
:
perubahan tekanan
yang diberikan pada fluida akan diteruskan ke setiap titik pada fluida dan
dinding tempat fluida berada.
3.
PRINSIP
ARCHIMEDES
Bila
sebuah benda dicelupkan di dalam fluida, seluruhnya atau sebagian, maka fluida
tersebut akan mengerahkan tekanan kepada permukaan benda yang bersentuhan
dengan air.
Gaya yang dilakukan
oleh fluida ke-pada benda tersebut, disebut gaya apung. Misalkan sebuah
silinder dengan luas penampang A dan panjang h.
Gaya
oleh fluida pada penampang atas,
F1
= p1 A = r g h1 A
Gaya
oleh fluida pada penampang bawah,
F2 = p2 A = r
g h2 A
Gaya
resultan oleh fluida pada benda tersebut :
F
= F2 – F1
F
= r g h2 A - r g h1 A
F
= r g A (h2 - h1)
F
= r g A h
F
= r g V
Gaya
tersebut sebesar berat zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut.
4.
PERSAMAAN
BERNOULLI
Persamaan
Bernoulli pada dasarnya merupakan pernyataan teorema usaha-tenaga pada mekanika
fluida. Perhatikan aliran fluida (tunak, tak termampatkan, tak kental) yang
mengalir pada suatu pipa.
Usaha
yang dilakukan pada sistem adalah :
W = p1 A1 Dl1
– p2 A2 Dl2
– mg (y2 – y1)
= (p1 – p2 ) m/r - mg (y2 – y1)
Perubahan tenaga kinetiknya :
D K = ½ mv22 –
½ mv12
Dari teorema usaha – tenaga :
(p1 – p2 ) m/r - mg (y2 – y1)
= ½ mv22 – ½ mv12
p1 + ½ r
v12 + r
g y1 = p2 + ½ r
v22 + r gy2
atau
p
+ ½ r
v2 + r
g y = konstan
Persamaan
ini dikenal sebagai persamaan Bernoulli
Dalam termodinamika dikenal dua
istilah yang saling berkaitan, yaitu system dan lingkungan. Sistem merukan
sejumlah gas dalam benda bervolum tertentu, sedangkan lingkungan merupakan
benda-benda diluar system.
Termodinamika (bahasa Yunani: thermos
= 'panas' and dynamic = 'perubahan') adalah fisika energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan proses.
Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika statistik di mana banyak hubungan termodinamika berasal.
Hukum termodinamika 1 menyatakan
bahwa sejumlah (Q) yang diterima dan usaha(W) yang dilakukan oleh suatu gas
dapat dugunakan untuk menambah energy dalam (ᴧU)
Q-W=ᴧU atau
Q= ᴧU
+ W
|
Dengan :
Q= kalor yang diterima / dilepas oleh system(J)
W= usaha yang dilakukaun system (J)
ᴧU= Perubahan energy dalam (J)
catatan: Q positif, system menerima kalor
Q negative, system melepas kalor
W positif, system melakukan usaha
W negative, system menerima usaha
ᴧU positif, terjadi penanmbahan
energy dalam system
ᴧU
negative, terjadi penurunan energy dalam sestem
2. HUKUM
PERTAMA TERMODINAMIKA
penerapan hukum
termodinamika 1
1.
Proses
isotermis
ᴧT= 0 ᴧU=0
Q=W
|
2.
Proses
isokhorik
ᴧv=0 w=0
Q=ᴧU
|
3.
Proses
isobaric
ᴧQ=0 W=p ᴧV
Q=ᴧU+W
|
4.
Proses adiabatic
ᴧQ=0 ᴧU=-W
=
|
Kapasitas kalor gas
Kapasitas
kalor adalah jumlah kalor yang dibutuhkan Q untuk menaikkan suhu gas.
|
Dengan: Q= jumlah kalor yang
diterima(J)
ᴧT=
perubahan suhu gas(K)
C=
kapasitas kalor gas(J/K)
Kapasitas kalor gas ada dua macam, yaitu:
a.
Kapasitas
kalor pada volum tetap ()
|
b.
kapasitas
kalor pada tekanan tetap(
n R
Dari kedua persamaan diatas, diperoleh hubungan dengan yaitu:
|
3. TERMODINAMIKA
2
Dalam
termodinamika 2 terdapat dua perumusan yaitu:
A.
Rumus
Kelvin planck
Kelvin- planck merumuskan:” tidak mungkin membuat mesin yang kerjanya
menugubha kalor sepenuh nya jadi usaha.” Dengan kata lain, efisiensi suatau
mesin tdak mungkain 100%’
Proses yang mungkin
dilakukan oleh mesin adalah mengubah sebagian kalor (Q1) menjadi usaha (W) dan
kalor sisa nya sebagai kalor yang terbuang (Q2).
)×100%
W
|
B.
Perumusan
clausius
Clausius
merumuskan :” tidak mungkin membuat mesin
yang bekerja dalam suatu siklus dengan mengambil kalor dari reservoir bersuhu
rendah dan memberikan pada reservoir bersushu tinggi tanap memerlukan usaha
dari luar.”
T1
Q1
W
T2 Q2
Mesin
pendingin (refrigenerator)
Kerja
dan efisiensi mesin pendingin dirumuskan sebagai berikut:
×100%
|
Q1=
kalor yang diberikan pada gas oleh reservoir suhu tinggi
Q2=
kalor yang diberikan pada gas oleh reservoir suhu rendah
W=
kerja yang dilakukan mesin pendingin
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Lasmi, ketut.2004.bimbingan pemantapan
fisika.bandung: yrama widya
2.
Zealani, ahmad, dkk. Fisika SMA. Bandung :
yrama widya
Langganan:
Postingan (Atom)